Menyantuni anak yatim
Muqaddimah
Sidang jum’at yang berbahagia
Bertaqwalah kepada Allah swt, dengan taqwa yang sebenarnya, taqwa dengan cara melaksanakan semua perintah Allah swt dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Kemudian berserah dirilah sepenuhnya kepada Allah swt. Karena segala apa yang ada du dunia ini tidak akan bergerak selain dengan izin-Nya.
Anak yatim adalah anak yang tinggalkan mati oleh ayahnya ketika ia masih kanak-kanak dan belu mencapai umur baligh. Anak yatim memiliki kedudukan tersendiri dalam islam dan mendapat perhatian khusus dari pada anak-anak lainnya. Hal ini berguna untuk menjaga agar hidup mereka lebih terjaga setelah ayah mereka meninggal dunia. Didalam banyak hadits telah mejelaskan betapa anak yatim dimuliakan dan lebih mulia lagi bagi orang-orang yang mau menyantuni mereka.
Rasulullah saw bersabda :
“Saya dan orang yang menanggung anak yatim dangan baik ada syurga bagaikan ini, seraya beliau membari isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merentangkan kedua jari nya. (HR. Bukhori)
Sidang Jum’at yang berbahagia
Begitu mulianya anak yatim sehingga apabila kita melakukan kezoliman kepada mereka, maka Allah swt akan murka. Sebagaimana firman Allah, artinya
“Dan berilah kepada anak-anakyatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka hartamu. Sesungguhnya tindakan sperti itu adalah dosa besar. (QS.Annisa’ : 2).
Allah swt berfirman :
“Dan jangan kamu dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang bermanfaat, sehingga ia sampai dewasa. (Al-An’am: 152).
Sidang Jum’at yang berebahagia
Ismail bin Abdurrahman berkata :”Pemakan harta anak yatim dengan zalim itu besok dihari kiamat akan dikumpulkan dan diwaktu itu akan keluar api dari mulut, telinga,matanya yang menyala-nyala, sehingga semua orang mengenalnya bahwa ia adalah pemakan harta anak yatim.
Firman Allah swt :
“dan jangan lah kamu memakan harta anak yatim lebih dari kepatuhan dan janganlah kamu tergesa-gesa sebelum mereka dewasa. Barang siapa yang mampu hendaklah ia menahan diri dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia memakan harta itu menurut yang patut. (Annisaa’: 6)
Menurut Ibnu Jauzi yang dimaksud ”Patut” yaitu :
1. Mengambil harta anak yatim dengan jalan kiradl
2. Memakannya hanya untuk memenuhi kebutuhan saja, tidak boleh berlebih-lebihan
3. Mengambil harta anak yatim hanya sekedar sebagai imbalan saja, apabila ia telah bekerja untuk mengurusi harta tersebut.
4. Memakan harta anak yatim dalam keadaan terpaksa, dan apabila telah mampu dikembalikan dan jika benar-benar tidak mampu hal tersebut dihalalkan.
Disamping Allah mengancam orang –orang yang memakan harta anak yatim dan merugikan mereka, Allah juga mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim.
Sebagaimana sabda Nabi saw :
“barang siapa yang menaggung makan dan minum anak yatim dari orang islam, sampai Allah mencukupkan dia, Maka Allah mengharuskan dia masuk Syurga, kecuali dia melakukan dosa yang tidak terampunkan. ( HR.Tarmidzi )
Dari hadits diatas , Allah swt memberikan jaminan bagi orang-orang yang mau mengasuh anak yatim akan memperoleh imbalan pahala dari –Nya.berupa Syurga yang disejajarkan dengan Syurga Nabi Saw.
Demikianlah kewajiban kita sebagai ummat Islam dalam menyantuni anak yatim. Kita tidak boleh berpangku tangan serta membiarkan anak yatim hidup dalam keadaan terlantar. Sebagimana suri teladan baginda Nabi Muhammad saw. Maka sikap kita terhadap anak yatim seperti mengasihi anak kita sendiri.
Muqaddimah
Sidang jum’at yang berbahagia
Bertaqwalah kepada Allah swt, dengan taqwa yang sebenarnya, taqwa dengan cara melaksanakan semua perintah Allah swt dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Kemudian berserah dirilah sepenuhnya kepada Allah swt. Karena segala apa yang ada du dunia ini tidak akan bergerak selain dengan izin-Nya.
Anak yatim adalah anak yang tinggalkan mati oleh ayahnya ketika ia masih kanak-kanak dan belu mencapai umur baligh. Anak yatim memiliki kedudukan tersendiri dalam islam dan mendapat perhatian khusus dari pada anak-anak lainnya. Hal ini berguna untuk menjaga agar hidup mereka lebih terjaga setelah ayah mereka meninggal dunia. Didalam banyak hadits telah mejelaskan betapa anak yatim dimuliakan dan lebih mulia lagi bagi orang-orang yang mau menyantuni mereka.
Rasulullah saw bersabda :
“Saya dan orang yang menanggung anak yatim dangan baik ada syurga bagaikan ini, seraya beliau membari isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merentangkan kedua jari nya. (HR. Bukhori)
Sidang Jum’at yang berbahagia
Begitu mulianya anak yatim sehingga apabila kita melakukan kezoliman kepada mereka, maka Allah swt akan murka. Sebagaimana firman Allah, artinya
“Dan berilah kepada anak-anakyatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka hartamu. Sesungguhnya tindakan sperti itu adalah dosa besar. (QS.Annisa’ : 2).
Allah swt berfirman :
“Dan jangan kamu dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang bermanfaat, sehingga ia sampai dewasa. (Al-An’am: 152).
Sidang Jum’at yang berebahagia
Ismail bin Abdurrahman berkata :”Pemakan harta anak yatim dengan zalim itu besok dihari kiamat akan dikumpulkan dan diwaktu itu akan keluar api dari mulut, telinga,matanya yang menyala-nyala, sehingga semua orang mengenalnya bahwa ia adalah pemakan harta anak yatim.
Firman Allah swt :
“dan jangan lah kamu memakan harta anak yatim lebih dari kepatuhan dan janganlah kamu tergesa-gesa sebelum mereka dewasa. Barang siapa yang mampu hendaklah ia menahan diri dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia memakan harta itu menurut yang patut. (Annisaa’: 6)
Menurut Ibnu Jauzi yang dimaksud ”Patut” yaitu :
1. Mengambil harta anak yatim dengan jalan kiradl
2. Memakannya hanya untuk memenuhi kebutuhan saja, tidak boleh berlebih-lebihan
3. Mengambil harta anak yatim hanya sekedar sebagai imbalan saja, apabila ia telah bekerja untuk mengurusi harta tersebut.
4. Memakan harta anak yatim dalam keadaan terpaksa, dan apabila telah mampu dikembalikan dan jika benar-benar tidak mampu hal tersebut dihalalkan.
Disamping Allah mengancam orang –orang yang memakan harta anak yatim dan merugikan mereka, Allah juga mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim.
Sebagaimana sabda Nabi saw :
“barang siapa yang menaggung makan dan minum anak yatim dari orang islam, sampai Allah mencukupkan dia, Maka Allah mengharuskan dia masuk Syurga, kecuali dia melakukan dosa yang tidak terampunkan. ( HR.Tarmidzi )
Dari hadits diatas , Allah swt memberikan jaminan bagi orang-orang yang mau mengasuh anak yatim akan memperoleh imbalan pahala dari –Nya.berupa Syurga yang disejajarkan dengan Syurga Nabi Saw.
Demikianlah kewajiban kita sebagai ummat Islam dalam menyantuni anak yatim. Kita tidak boleh berpangku tangan serta membiarkan anak yatim hidup dalam keadaan terlantar. Sebagimana suri teladan baginda Nabi Muhammad saw. Maka sikap kita terhadap anak yatim seperti mengasihi anak kita sendiri.
0 Response to "Khutbah Jum’at ketiga bulan muharram"
Post a Comment